Tentang Kamu

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.

Bagaimana pemirsa, udah mulai baper baca kalimat kalimat indah diatas? Kalau aku sih yes.. Itu adalah potongan dari nasihat-nasihat bijak yang aku temukan dalam Novel karangan Bang Tere Liye yang berjudul Tentang Kamu. Iya, judul Tentang Kamu ini bukan tentang seseorang yang aku kenal dan ingin ceritakan, tapi aku ingin menceritakan sedikit tentang novel karangan Bang Tere ini yang sangat mengaduk aduk emosi ku saat membacanya. Bang Tere ini dalam menulis novel memang sangat pandai mempengaruhi emosi pembacanya, aku salah satu korbannya, hahaaha, hampir semua novel karangan Bang Tere ini berhasil buat aku geregetan, ketawa, nangis, bahkan galau sendiri seolah olah saat aku membaca novel karangannya, aku sedang masuk kedalam dunia dimensi dimana aku dapat melihat serta merasakan langsung suasana dalam novel tersebut. Dan menurutku, Tentang Kamu ini salah satu novel tersukses milik Bang Tere yang berhasil memainkan perasaanku,. (Bang kamu harus tanggung jawab bangg.. hahahhaa).

Awalnya saat Bang Tere mengumumkan akan membuat novel berjudul Tentang Kamu, aku sudah langsung mepersiapkan diri untuk baper saat membacanya, hahaha, tapi waktu itu aku berpikir tentang kamu ini akan mengarah  ke cerita romansa romansa sendu, belum lagi saat aku baca cover belakang novel ini. Hmm.. bakal baper nih kayanya, hahaha. Tepat beberapa hari setelah peluncuran novel ini, aku langsung berburu ke Gr*media, dengan semangat membara memegang novel setebal 524 lembar ini. Tapi karena kesibukan tugas kuliah dan kerja, aku terus menunda membaca novel ini, karena kalau aku sudah baca sedikit aja udah bisa dipastikan ngga akan berhenti, terus aja sampai satu novel itu selesai, apalagi novel Bang Tere ini sangat pandai membuat pembacanya mati penasaran untuk terus membuka halaman demi halaman. Akhirnya sejak beli di awal bulan November 2016, novel ini baru aku baca di akhir Februari kemarin, saat libur kuliah. Untungnya ngga jamuran nih novel. hahahaha.

Setelah mulai membaca, tebakan awalku salah besar, aku pikir novel ini hanya akan menceritakan cerita cinta menyedihkan, tapi ternyata novel ini menceritakan lebih dari itu, novel ini benar-benar novel yang menceritakan tentang nilai-nilai kehidupan yang sangat berharga untuk kita renungi. Novel berlatar London dan Paris ini mengisahkan tentang seorang pengacara bernama Zaman Zulkarnain yang berkerja pada salah satu firma hukum di London. Ia diminta untuk menangani kasus warisan, peninggalan seorang wanita yang tinggal di sebuah panti jompo, Paris. Uniknya wanita ini tanpa diketahui latar belakang keluarga maupun kehidupannya  meninggalkan warisan yang jumlahnya sangatlah besar, hampir setara dengan kekayaan Ratu Inggris. Firma hukum tempat Zaman berkerja memang selalu dipercaya oleh kliennya untuk mengurus warisan dengan cara seadil adilnya. Namun masalahnya adalah belum ditemukannya surat wasiat yang dapat dengan jelas menjelaskan untuk siapa warisan tersebut diberikan. Jika batas waktu pengadilan berakhir dan tidak ditemukannya penerima warisan, maka seluruh harta warisan itu akan diambil alih oleh kerajaan Inggris. Kenapa Zaman yang diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan kasus ini? Ternyata sosok yang meninggalkan warisan sebesar itu adalah Sri Ningsih, seorang wanita berdarah asli Indonesia yang juga merupakan negara asal Zaman sebelum pindah ke London. Demi menyelamatkan warisan Sri Ningsih, dengan berbekal sebuah diary, Zaman mengunjungi 3 negara (London, Paris dan Indonesia untuk menelusuri masa lalu Sri Ningsih,  dimulai sejak Sri Ningsih masih kecil hingga meninggal dunia. Dari sinilah dimulai kejutan demi kejutan yang tidak tertebak sebelumnya. Hampir seluruh novel ini menceritakan tentang kisah hidup Sri Ningsih yang benar-benar membuat mataku berkaca kaca, menahan tangis hingga tenggorokanku terasa sakit. 

Dimulai dari masa kecilnya yang benar-benar menyedihkan, masa remajanya yang penuh dengan pengorbanan, kerja kerasnya untuk bertahan hidup dan membangun bisnis, perjalanan cintanya dengan Hakan Karim (ini bagian favoritku, walaupun lagi lagi endingnya sedih, tapi aku benar-benar terpesona dengan sosok Hakan dalam novel ini, Ya Allah, simpenin satu yang kaya gini buat aku,, XD), dan masa-masa dia menghabiskan masa tuanya didalam panti dengan hati yang begitu tulus menerima semua kejadian pahit di masa lalunya. Terkadang saat aku baca novel ini aku terbawa suasana dan kesal sendiri pada Bang Tere, kenapa tega banget sih sama Sri Ningsih, seolah olah dia ngga boleh bahagia (udah kebawa baper sama jalan cerita, hahaha), tapi dibalik itu selalu ada pesan yang ingin disampaikan oleh Bang Tere, kejadian-kejadian yang di alami oleh Sri Ningsih dalam kehidupannya adalah hal yang mungkin terjadi dalam hidup ini, disana kita dapat menjadikan sosok Sri Ningsih sebagai teladan dan contoh bagi kita (para pembaca).

Menurutku novel ini recomended banget dibaca buat segala kalangan. Novel ini sarat banget dengan nilai-nilai kehidupan, karena yang namanya hidup pasti ada masanya dimana kita merasa bahagia, senang, sedih, ataupun merasa kehilangan, disaat terpuruk itulah terlihat bagaimana kita menghadapi itu semua, dengan penerimaan yang tulus, atau dengan kebencian di hati. 

Bagi kalian yang belum baca, aku saranin baca deh, siapa tau bisa merubah pandangan kalian tentang hidup.. :)

Sekian cerita kecilku tentang Novel karangan Tere Liye ini (tumben tumbenan loh aku agak waras kali ini,, hahahaha..). Jangan lupa untuk tersenyum dan bersyukur hari ini...;)))))))))))))
















Jakarta, 24 Maret 2017
Kali ini lagi waras (agak waras) jadi ngga aneh - aneh dulu,, hahahaaa..

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Papua

Games Pengisi Waktu Luang

Move On dari FUS