DIAM

Diam!! Diam!! Diamm!! *ngikutin nada bocah audisi biskuat, hahahaha.. butuh waktu lama untuk bisa move on buat ngga ketawa waktu liat tuh video.. penghayatannya kebangetan, saking totalitasnya, hihi, tapi hari ini aku bukan mau ngebahas masalah video audisi bocah biskuat itu, tapi karena judulnya diam, entah kenapa jadi inget tuh bocah.. hahaha.

Oke balik lagi ke topik diam, diam adalah ngga mau ngomong, diam adalah sepi, diam adalah sunyi, dan diam versi orang pacaran adalah "diam, ngga usah dibahas lagi.. diam aja mendingan, aku ngga mau bahas ini lagi.." (apaa siihh.. -__-"). Diantara semua arti yang asal asalan itu, sebenarnya diam itu berharga, karena apa? karena diam itu emas dan emas itu mahal harganya, kalau murah mungkin emasnya emas imitasi, hehehe.

Tapi ini beneran loh, diam itu sebenarnya berharga, bukan hanya karena istilah "diam itu emas" tapi karena memang kenyataannya seperti itu (Seperti itunya bukan seperti itunya Syahrini ya, hehe). Menurutku yang bukan siapa siapa ini, bukan ilmuwan bukan juga ahli tata bahasa, diam itu bisa menjadi sesuatu yang sangat sulit ditemukan apalagi di zaman serba teknologi ini, kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada apa yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah disampaikan ke orang lain.  Apalagi di dunia maya alias social media, tempatnya seluruh resah dan gelisah diutarakan, bahkan pengen makan apa aja bisa nanya dulu di social media (aku juga dulu gitu sih waktu masih alay dan belum tobat, wkwk).

Diam yang aku maksud disini bukan diam bengong mikirin sesuatu atau diam karena lelah dengan hubungan yang tak pasti ini (eaa), ataupun diam karena lagi kebelet, hahaha, diam yang aku maksud ini adalah tentang menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak kita pahami dengan benar, atau menyampaikan kata kata yang tidak enak didengar, kasar, menghina, mengumpat, semua yang buruk buruk deh, daripada menyampaikan itu semua kalau memang kita sebenarnya tidak paham bukankah memilih untuk diam itu jauh lebih baik?

Bebas berpendapat mungkin menjadi salah satu alasan bagi setiap orang untuk bebas mengutarakan apa yang dipikirkannya tentang sesuatu, untuk benar atau tidaknya, tepat atau tidaknya, menimbulkan hal yang buruk atau tidaknya atas setiap hal yang ingin mereka utarakan seolah olah bukan menjadi suatu hal yang penting untuk dipikirkan. Sangat sering aku lihat orang orang yang menyampaikan sesuatu melebihi batas bahkan melebihi pengetahuan mereka sendiri, istilahnya "sok tahu, padahal mah, ngerti juga ngga".

Aku sih bukan bermaksud menjelek jelekan, merendahkan, atau menjudge buruk orang orang seperti itu, hanya saja, ada baiknya kata kata yang akan kita sampaikan itu kita pikirkan dulu baik baik apa akibatnya. Bebas berpendapat sih memang hak masing masing orang bahkan diatur dalam undang undang, tapi bukannya menjaga kerukunan dengan sesama itu juga kewajiban kita ya..? (jadi sok iye gini, ditampol dah ini ama Salsa,haha, biskuat lagi biskuat lagi). 

Social media yang dulu aku pakai biasanya dipakai untuk mencari teman (bukan mantan-perlu dibold) yang sudah lama tidak kita temui, atau untuk menjaga silahturahim dengan teman SD, SMP, SMA dll (kalau diterusin nanti ketahuan tuanya..wkwk), tapi social media yang aku temui sekarang lebih sering menjadi tempat untuk saling menghina, menebar kebencian antara agama satu dan yang lainnya, provokasi, dan banyak hal buruk lainnya yang sebenarnya tidak pantas disampaikan disana. 

Oke, mungkin banyak yang bilang, "siapa lo, urusin hidup orang, terserah kali gue mau nulis apa, mulut mulut gue (padahal itukan ngetik bukan ngomong), hidup hidup gue ini, ngga ada kerjaan yah ngurusin orang lain". Tapi balik lagi kalau semua orang berpikir dan memilih untuk ngga peduli, gimana nantinya?. Bukannya di setiap ajaran agama mengajarkan kita untuk bertutur kata yang baik?. Hati hati deh sama yang namanya kata kata, mungkin bagi kalian itu cuma hal yang sepele, tapi terkadang kata-kata bisa menjadi setajam pisau (bukan silet ya, emang kita lagi ngegosip? haha), contoh paling simpel nih, nanyain "kapan nikah?" itu juga tajam loh nusuk banget malah,, ehhh jadi curhat, serius ih.. wkwk.

Selain itu,kata kata itu juga cerminan diri loh, jadi buat siapapun, terutama kalau kalian jadi panutan di lingkungan sekitar kalian, berhati hatilah dalam berucap, berkata kata ataupun menyampaikan sesuatu, apalagi jika itu hanya akan menimbulkan hal hal yang buruk dan tidak berguna maka lebih baik diam, aku juga menekankan ini dalam diri aku sendiri kok, ngga cuma sekedar menasehati orang lain. Aku menyampaikan ini bukan karena merasa lebih baik dari mereka yang aku maksud diatas, tapi miris aja lihatnya, banyak banget komen komen sadis yang bertebaran di social media sana,seolah olah sekarang ini salah satu hobi masyarakat Indonesia adalah "nyinyir" dan itu dianggap menjadi hal yang biasa dan patut dimaklumi.

Teman, sahabat,  (Asik, gayaan lo kaya motivator.. wkwk), diam itu menjadi emas jika kita gunakan di saat yang tepat, begitu pula dengan kata kata, kata kata yang kita sampaikan akan menjadi berharga jika disampaikan dengan cara yang benar. Tidak ada salahnya menyampaikan sesuatu tapi jika kita tidak tahu cara menyampaikannya dengan cara yang tepat dan benar maka diam adalah lebih baik.

Akhir kata, saya pecinta coklat yang selalu tersenyum tapi ngga gila ini ingin menyampaikan bahwa "Burung Irian Burung Cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih.. wkwkwk.. akhirnya endingnya ngga jelas juga, maklum abis cuti 4 bulan, ngga nulis disini ya jadi begini.. hahaha..

As always, Jangan lupa untuk tersenyum dan bersyukur hari ini.. :))))))))




Jakarta, bulan delapan, bulannya Merah Putih
Karena judulnya diam jadi selama nulis juga diem aja, tapi tetep ngomong sih dalam hati..
*apa sih..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Papua

Games Pengisi Waktu Luang

Move On dari FUS